Berikut kedahsy4tan di balik doa orangtua yang setiap hari dipanjatkan, berikut cerita inspiratif, semoga berguna amin. Alkisah pada saat Rasulullah, ada seseorang sahabat yang bernama Al Qomah.
Kawan baik alim ini di kenal begitu taat dalam menggerakkan beribadah terutama sholat. Setiap Rasulullah sholat pasti beliau senantiasa jadi makmum dibelakangnya. Namun malang, mendekati akhir hidupnya,
Al Qomah alami cobaan berat. Disaat-saat sakaratul maut, lidahnya demikian berat untuk mengatakan dua kalimat syahadat, walaupun berulang-kali Rasulullah membimbingnya. Hingga pada akhirnya Rasulullah memanggil istri Al qomah dan bertanya kehadiran ibu Al Qomah. Nyatanya ibu al Qomah masihlah hidup dan tinggal di satu kota. Dengan segera Rasulullah mendatangi dan menjumpai ibu Al Qomah.
Rasulullah bercerita bagaimana keadaan Al Qomah. Ibu itu tidak tunjukkan reaksi apapun bahkan juga menyumpahinya. Sesudah Rasulullah berdialog dengan ibu Al Qomah, barulah beliau mengerti nyatanya ibu itu mempunyai sakit hati pada putranya.
Sesudah berkeluarga, Al Qomah tak akan memerhatikan hak-hak ibunya. Dengan bujukan Rasulallah, pada akhirnya hati ibu itu luluh juga dan memaafkan putranya. Dengan ketulusan hati ibunya memaafkan kesalahannya, pada akhirnya Al qomah dapat mengatakan dua kalimat syahadat dan wafat dunia dengan khusnul khotimah.
Subhanallah……kisah di atas yakni pelajaran serta hikmah yang begitu bernilai untuk kita sebagai seseorang anak untuk lebih waspada dalam melindungi jalinan kita dengan orangtua kita terutama ibu kita. Kesalahan sekecil apa pun menurut pandangan kita nyatanya dapat beresiko besar untuk diri kita waktu ibu kita tidak ridho pada apa yang kita perbuat.
Cerita itu juga tunjukkan demikian dalamnya kasih seseorang ibu. Dengan alasan apapun, jauh dilubuk hatinya yang terdalam tidak ada kata tidak suka pada anaknya meskipun seseorang ibu terdholimi oleh tingkah laku anaknya.
Dalam beberapa cerita yang lain, baik cerita nyata maupun dongeng, kedasyatan doa seseorang ibu bisa menaklukkan masalah apa pun didunia ini. Karena dalam keridhoan seseorang ibu pada anaknya pastinya ada ridho Allah. Bahkan juga keridhoan Allah pada orang yang memuliakan ibunya tidak pernah menghadirkan kerugian, terlebih akan menghasilkan keberuntungan baik didunia ataupun diakhirat.
Cerita pemuda yang hidup di dalam kubah terbuat dari batu permata di basic samudra pada zaman Nabi Sulaiman (baca narasi ba’da isya’) yakni bukti kalau Allah memberi kesenangan yang mengagumkan pada anak yang berbakti pada ibunya. Tak ada doa yg tidak dikabulkan oleh Allah dari seseorang ibu yang ridho pada anaknya. Dengan kata lain doanya seseorang ibu begitu “manjur” dan akan memastikan hari depan anaknya.
AMAL TERBAIK DALAM HABLUMMINANNAS
Demikian urgennya perkara ini (berbakti pada orangtua), dalam Al Qur’an surat Al Baqarah : 83 perintah ihsan (baik) pada orangtua menempati posisi ke-2 setelah perintah melaksanakan ibadah pada Allah atau larangan mempers3kutukan Allah. Bahkan Allah menempatkan perintah terima kasih pada orangtua setelah terima kasih pada Allah (QS. Luqman : 14).
Tingginya kedudukan berbakti pada orangtua mengakibatkan durhaka pada orangtua termasuk juga dalam dosa besar ke-2 sesudah syirik (HR. Bukhari dan Muslim)
Pembaca yang budiman, siapa saja dan apapun jabatan kita sekarang ini apakah kita seseorang entrepreneur berhasil, petinggi tinggi, direktur, entertainment dan lain-lain, status kita sebagai seseorang anak akan tidak pernah beralih dimata ibu kita.
Di balik kebesaran diri kita, kita tetaplah sebagai seseorang anak yang hingga kapanpun memerlukan seseorang ibu. Sadar maupun tidak sadar, jadi apa kita sekarang ini yakni karena peran, hasil ikhtiar dan doa orangtua kita dalam membesarkan, mengasuh dan mendidik kita sampai kini.
Keberhasilan kita jadi seseorang pribadi unggul yaitu usaha keras orangtua kita dalam bikin diri kita. Tanpa ada kemauan serta semangat orangtua dalam membina anak-anaknya, kita ini tidak mempunyai arti apapun di hadapan manusia ataupun Allah.
Pengorbanan orangtua akan tidak pernah sepadan dengan pengorbanan yang kita lakukan buat mereka. Sebesar apapun harta yang kita mengeluarkan, tidak akan pernah bisa menukar cucuran keringat dan kelelahan orang-tua kita.
Demikian naifnya, aktivitas kita pada beragam masalah sering mengakibatkan kita tidak bisa jadi pelayan yang terbaik buat orangtua kita, terutama dihari-hari tuanya, walau sesungguhnya sampai kini mereka senantiasa siap melayani kita kapanpun, sewaktu longgar maupun sempit, susah ataupun sukai.
Yang lebih menakjubkan, dihari tuanya itu di mana tidak ada harta dan tenaga yang besar, mereka tidak pernah berhenti untuk mensupport keberhasilan kita lewat doa-doanya, sebentar kita terkadang lupa untuk mendoakannya, kita bahkan tergesa-gesa beranjak untuk segera melakukan pekerjaan kita sesudah menunaikan beribadah sholat. Astagfirullahaladzim….. Ya Allah… ampunilah kami yang telah mendholimi ibu dan bapak kami…