IBU ADALAH MALAIKAT YANG SELALU MAU DIREPOTKAN TAPI TIDAK MAU MEREPOTKAN ANAK ANAKNYA, SENYUMNYA SELALU MENUTUP LUKA KITA...BERBAKTILAH SEBELUM SEMUANYA TERLAMBAT...!!!

Cerita Sedih Ibu Tua, BPJS dan Duit 12 Ribu Rupiah Saya serta putra saya keluar dari rumah sakit menuju ruangan parkir. Mendadak mata tertuju pada seseorang ibu tua yang duduk di tangga. Sekilas saya lihat beliau menangis. 

Kakak ke mobil duluan… Bubu nyusul sebentar, ” kataku sambil hampiri ibu itu. 
“Ibu mengapa? ” tanyaku. 
Sang ibu bergegas menghapus air matanya. 
“Gak apa-apa, Neng…” jawabnya. 
“Kalau tak apa-apa mengapa Ibu nangis? ” 
“Enggak… Capek saja katanya… Ibu menginginkan berobat gunakan BPJS, tadi pagi pergi pagi-pagi supaya tak ngantri lama, soalnya apabila lama-lama ibu sukai tak ku.at lemes. Tak taunya dokternya baru ada jam 2, ” katanya. 
“Oh gitu…. Apabila gitu Ibu pulang dahulu saja yaa, ” kata saya coba berikan jalan keluar. 
“Uang Ibu tinggal 12 ribu rupiah, Neng… Apabila Ibu pulang tidak bisa ke sini lagi… 12 ribu ngepas buat biaya ojek pulang… padahal… 
Ibu lemes laper… Bingung, ” jawabnya. Kembali bulir itu jatuh. 
“Kalau Ibu pulang dari sini juga bagaimana makannya bila uangnya tinggal buat biaya pulang doang? ” 
“Gak tau, Neng… Pokoknya Ibu mah menginginkan berobat supaya sehat, dada Ibu nyesek tidak tahan, ” jawabnya. 
“Ibu miliki anak? ” bertanya saya. 
“Punya, Neng, empat orang, ” jawabnya. 
“Anaknya tau Ibu sakit? ” bertanya saya lagi. 
“Enggak Neng… Takut nyusahin. Mereka saja telah berat sama anak-anaknya. Apabila Ibu ngeluh kasihan takut anak-anak jadi susah……biar saja Ibu susah sendiri… masihlah dapat jalan ini. ” 
“Lah Ibu setiap harinya dapet dari mana? ” ajukan pertanyaan saya. 
“Ya Ibu mah diminta-suruh beres-beres, nyuci piring, apa sajakah ingin. Terkadang anak-anak apabila ada rezeki ya ngasih, ” jawabnya. 
“Hmmmmm….. Ya telah yu Bu… Ibu pulang aja… Istirahat, makan… Jam 2 baru ke sini lagi, ” kata saya. 
“Gak dapat, Neng…” jawabnya lirih. 
“Bisa, Bu… Ada jalan dari Allah…” kata saya seraya menggandeng tangannya. 
Ibu. Malaikat yang senantiasa menginginkan direpotkan tetapi tidak mau merepotkan. Senyumnya tutup luka. Kita anaknya yang perlu peka…

Subscribe to receive free email updates: